Cinta Jadi Ambisi Semata
Tentu kita semua pernah yang namanya jatuh cinta, suka terhadap seseorang, rindu dan nggak mampu untuk lupakan dia walaupun baru aja ketemuan. Karena cinta, kamu juga jadi berubah. Jadi lebih rapi, lebih wangi, lebih sering mandi dan keramas malam-malam daripada yang sebelum-sebelumnya, dan juga kamu akan jadi orang yang baik banget buat dia, buat nunjukin kalau kamu beneran sayang dan cinta sama dia.
Ini biasanya terjadi buat para cowok, awalnya kamu nggak peduli dia udah makan, makan di mana, makan pakai apa, sama siapa, makannya pakai sendok atau sekop, kamu nggak peduli. Bodo amat sama hidupnya, tapi saat ini kamu jadi kepo sama apa-apa yang dia kerjain, berawal dari nanya "Kamu lagi apa?", berlanjut "udah makan?", lalu "kamu jangan lupa makan ya, nanti mati".
Dan biasanya cuma dijawab singkat padahal kamu nungguin sampai brewokan.
Pada saat itu, seorang cowok akan berusaha membuktikan kalau dia memang baik dan layak buat jadi pacar cewek itu. Dia rela nggak makan seminggu buat traktir makan dan kasih hadiah si cewek kalau ulang tahun. Si cowok juga rela bolak-balik naik motor hujan, panas buat jemput si cewek dari rumahnya sampai kampus, terus pulangnya si cowok jalan kaki karena motornya kehabisan bensin. Ya , semua demi kebahagiaan si cewek dambaan dia.
Seiring waktu, semua yang dia bisa lakukan buat bahagiain si cewek sudah dilakukan, tapi si cewek belum ada tanda-tanda untuk mau nerima dia sebagai pacar. Pada saat inilah si cowok mulai ragu, dan berpikir "Ah, kenapa aku harus mengejar dia, sudah jelas dia tidak mungkin menerima aku yang biasa saja ini.".
Atau pikiran aneh lain yang hinggap di kepalanya seperti "Mungkin dia sudah punya pacar, dia hanya baik dengan semua orang, aku cuma ge'er, lebih baik aku sudahi saja".
Namun, tiba-tiba, ada bisikan yang datang tepat setelah pikiran-pikiran tadi mulai hilang. "Kau ini laki-laki!, cuma sampai situ perjuanganmu dapatkan dia?, berjuanglah dapatkan hatinya sampai kamu tak sanggup lagi!".
Dan, akhirnya dia melanjutkan pengorbananya, hingga akhirnya, cowok ini nembak si cewek.
Karena lihat si cowok yang kasian banget (baca : baik banget), akhirnya si cewek mau jadi pacarnya. "Dia beda, dia nggak kayak cowok yang lain, dia rela berjuang demi aku", kata si cewek dengan lugu.
Hari demi hari berganti dengan status mereka yang pacaran, seminggu, oke, tidak ada masalah, namun, makin lama, sikap si cowok berubah, dia makin cuek, tidak peduli. Dulu, hampir setiap hari cowok ini yang menanyakan kabar si cewek, sekadar tanya sudah makan atau belum. Tapi sekarang berbalik, si cewek yang coba hubungi si cowok hanya untuk sekadar tau kabar dan apakah dia sudah makan tidak ada jawaban, lama sekali dijawabnya dengan alasan sibuk. Bila si cewek mulai sedikit bawel, si cowok justru emosi dan memarahinya.
Kenapa seperti ini?, selalu. Setelah kata jadian terucap, semua berbalik. Ada yang salah?
Kejadiannya selalu seperti itu, waktu PDKT, cowok akan mati-matian, super perhatian, tapi kalau sudah jadian, seakan-akan cowok lupa semua yang pernah dilakukannya dulu. Mungkin dia lelah sudah terlalu banyak berjuang untuk dapatkan si cewek, atau mungkin juga niatnya yang awalnya karena suka, dan ingin mencintai, berubah, jadi ambisi memiliki.
Yup, ambisi memiliki, seperti seorang anak kecil mau beli mobil-mobilan, uang yang dia punya harus dikumpulkan dahulu, lalu mulai mencari, membeli, lalu setelah dapat, dia akan senang dan memainkannya sampai bosan. Setelah bosan?, ya sudah, akan digeletakkan begitu saja.
Sama juga dengan yang terjadi dengan anak-anak sekarang ini. Mereka bilang berjuang demi cinta, tapi apa yang mereka bilang berjuang jadi mengubah niat awalnya yang tulus menyayangi jadi hanya sekadar ingin memiliki. Setelah apa yang diinginkan sudah dicapai, sorang cowok akan senang, tapi juga lelah, mereka lupa kalau itu adalah awal dari sebuah komitmen, bukan garis finish dari apa yang mereka kejar dan perjuangkan.
Saran juga untuk para cewek, jangan buat cowok yang dekat sama kamu untuk ngejar kamu secara ambisius. Kalau kamu memang nggak mau, bilang saja dari awal, jangan tarik-ulur sampai cowok itu penasaran. Jika kamu rasa cowok ini boleh dan cukup layak buat kamu, biarlah apa yang dia mau lakukan mengalir, ucapkan terima kasih, dan bersikaplah ramah.
Ingat, girls, jangan jual mahal dengan cowok kalau kamu mau jadikan dia pasangan kamu kalau nggak mau kamu nanti dicuekin sampai kering karena dia sudah dapet apa yang dia inginkan, yaitu dapetin kamu. Udah itu aja, cuma mau dapetin kamu.
Buat para cowok juga, kalau suka dan sayang dengan seorang cewek, dekati, lalu biarlah mengalir saja seperti air, kalau kamu rasa apa yang kamu lakukan mulai berat dan membuat kamu terlalu memaksakan agar dia mau menerima kamu, mungkin itu tanda kamu harus stop, sudah cukup.
Lebih baik kamu perjuangkan orang yang mau menerima kamu dengan segala ketulusan, bukan dengan segala keterpaksaan.
Mungkin ini cuma pendapat pribadi untuk isi-isi blog (*sekalian curhat), tapi bolehlah untuk dibaca, setuju atau nggak balik lagi ke kalian :)
Comments
Post a Comment