Aplikasi Pencari Jodoh?, Serius?!
Kalian tentu masih ingat tentang kabar dari salah satu artis ibukota kita mbak Rey Utami yang biasanya sering kita jumpai jadi pembawa acara kuis di sela-sela pertandingan sepakbola Indonesia kalau bertemu dengan suaminya saat ini mas Pablo Putera Benua yang tajir bin kaya itu dari salah satu aplikasi pencari jodoh. Semenjak kabar itu menyebar, banyak dari anak-anak muda yang mulai install aplikasi macam itu di hp nya. Nggak cuma yang masih sendiri alias jomblo yang aktif memanfaatkan aplikasi pencari jodoh, ternyata aplikasi seperti itu juga banyak dimanfaatkan oleh orang-orang dengan motivasi lain.

Awalnya saya nggak tertarik aplikasi model begini. Gimana caranya bisa nemu jodoh cuma modal geser gambar foto ke kanan atau ke kiri, cuma liat orangnya oke nggak dari foto dan sekelumit profil singkat di biodatanya?. kayaknya mustahil.
Tapi kemudian salah satu teman saya coba aplikasi pencari jodoh seperti itu. Memang, jodoh yang diidamkan belum ketemu, tapi sisi positifnya dia bisa dapat banyak kenalan cewek dengan mudah. Mulai dari situ, saya tergoda untuk coba install aplikasinya dan bermain-main di sana dengan harapan mendapat popularitas dan kenalan-kenalan baru yang menarik.
Tapi hasilnya?, hmmm...
Kalau dibilang gagal, nggak juga sih, saya dapat beberapa kenalan baru (cewek tentu) yang saya dapat kontaknya. Yang like profil saya juga ada aja, walaupun nggak sebanyak teman saya, kebanyakan sih cuma intip-intip profil doang, takut kali ya sama saya?, bodo amat lah.
Kenyataanya begini, banyak orang di sana yang pribadinya unik.
Pertama, ada yang kita like dia, lalu dia juga like profil kita. Oke, secara logika dia tertarik untuk paling tidak bertegur sapa, tapi setelah saya coba sapa, sepi...nggak ada respon, bahkan pesan saya nggak dibaca sama dia berhari-hari, padahal dia online. DIA ONLINE LHOO, TAPI PESANMU DIANGGURIN AJA KAYAK CUCIAN BASAH. Nyebelin kan?. iya.
Kedua, dia bikin aplikasi cari jodoh tapi udah punya pacar bahkan sudah menikah. Lha terus kenapa bikin aplikasi macam itu?, oke, mereka masih berdalih buat cari teman baru, tapi begini, orang-orang yang niatnya mau cari jodoh otomatis jadi ilfeel sama dia, bahkan yang niatnya cuma berteman pun bisa males karena status ini karena ada pasangannya aja gitu, nggak enak rasanya. Paling parah adalah kalau si pemilik akun punya maksud lain buat bikin aplikasi itu, awalnya cari teman baru, tapi gimana kalau niatnya cari ehem...selingkuhan?, nggak menutup kemungkinan lhoo.
Ketiga, open BO. Sudah bukan rahasia lagi, semua bentuk sosial media dijajah sama mereka buat nyari duit. Pernah dapet cewek profilnya nerima servis pijet, ternyata setelah ditanyain lagi, bisa pijet sekaligus diemut. Rusaklah pokoknya.
Ada sih orang-orang yang baik di sana, mau respon chat, nggak jaim dan bahasannya sopan. Tapi tetep aja, rasanya pertemanan lewat jakur itu sifatnya nggak permanen, bisa kehapus kapan aja kalau dirasa mulai garing dan nggak penting karena kita cuma bisa komunikasi sebatas chat, ya nggak mungkin juga tiap hari bisa komunikasi terus, pasti garing lama-lama, lalu akhirnya dihapuslah kontaknya.
Aplikasi pencari jodoh sangat bersahabat buat kalian-kalian yang punya kelebihan fisik yang menarik. Ganteng, cantik, sexy, pasti sukses menggunakannya, bakal populer dan banyak yang mau kenalan deh.Soalnya, pasti kalau kamu ganteng, cewek-cewek udah ngiler sampai becek duluan karena liat profilnya.Tapi kalau yang punya tampang pas-pasan kayak saya, ya,...boleh dicoba, tapi jangan kaget kalau responnya nggak sesuai harapan.
Aplikasi pencari jodoh itu sifatnya sebatas chat, sebatas kenal. Mudah klik love, mudah pula diblock. Cari teman sejati apalagi jodoh nggak segampang itu.
Comments
Post a Comment