Suka//Tidak Suka


Tentu sebagian dari kita punya ketakutan masa kecil yang bermacam-macam, dari mulai takut gelap, takut pergi ke kamar mandi sendiri saat malam hari, atau takut ditinggal orang tua dan tinggal di rumah sendirian. Tapi, saat sudah masuk usia 20 an, rata-rata ketakutan anak remaja sama, takut jomblo kelamaan, dan nggak laku.

Ini sama sekali nggak tanya sama yang udah punya pacar dari balita kayak kalian-kalian lho ya, ini saya bahas orang-orang yang bener-bener lagi sendiri di usianya yang menginjak 20 an. Kalau ada yang bilang "Ah, aku sih kalau jomblo biasa aja, tuh, tinggal move on, cari yang  baru" ; halah, omong kosong. Kalian bisa bilang gitu karena hubungannya masih anget-anget aja, kalau beneran putus juga nanti nangis-nangis, kebelet curhat, sampai portal komplek kamu ajakin curhat.
Saat di belahan dunia lain, anak mudanya menciptakan pesawat penjelajah antariksa, baju besi anti gravitasi, dan mencoba menemukan mesin waktu, anak muda usia 20 an di Indonesia berpikir gimana caranya biar dapet pacar dan nggak jadi jomblo senior. Saya nggak tau sih, anak muda kutub utara kalau nggak dapet-dapet pacar atau baru putus mereka curhat sama beruang kutub sambil nulis status menggetarkan jiwa di iglo apa nggak, tapi kalau di Indonesia, masalah perjombloan ini serius banget.

Saat para jomblo ini mulai resah dan berharap mendapat pencerahan dari kawannya (yang udah pacaran tentunya) mereka dengan enteng jawab "yaudah cari pacar dong". Mereka pikir nyari pacar kayak nyari kerikil di jalanan, nemu, ambil, bawa pulang.

Faktornya mereka enteng banget jawabnya tentu karena mereka belum ngerasain perjuangannya jadi jomblo, mereka ada di titik aman, zona nyaman sama pacarnya sekarang, sedangkan kalau dipikir, mencari pasangan hidup itu nggak gampang.

Sekali lagi NGGAK GAMPANG.

Kalian boleh baca semua tips jadi cowok atau cewek idaman di media sosial sekarang biar jadi lebih high quality, dan nggak jomblo lagi, tapi faktanya di lapangan semuanya nggak seindah puisinya Tere Liye, atau bacotnya motivator yang tipsnya bermanfaat buat dirinya sendiri itu.

Saya termasuk orang yang percaya kalau cinta itu bukan perkara seberapa lama kalian deket dan kenal satu sama lain, bukan juga seberapa kuat kamu berjuang membuktikan pada dia kalau kamu adalah orang yang terbaik dan layak untuk menjadi pasangannya kelak. Saya percaya kalau suatu hubungan yang kalian bilang dilandasi dengan 'CINTA DAN PERJUANGAN' itu awalnya simple, cuma dari faktor suka atau tidak suka.

Sekarang gini deh, misal ada seorang cowok yang tertarik sama seorang cewek, dia udah kenal, dan dekat cukup lama, si cowok juga rela lakuin apa aja asal di cewek bahagia, dan nggak membiarkan air mata si cewek netes sekalipun kalau sama dia, tapi pada akhirnya, kalau si cewek ini memang nggak suka, atau nggak tertarik sama cowok itu, yaudah, kasus ditutup, pada akhirnya cowok ini cuma dianggap sahabat yang baik, atau paling banter ya udah kayak kakak buat dia.

Mungkin nggak adil buat orang-orang, satu orang udah keluarin banyak waktu, dan tenaga sampai kurus kering karena kangen nggak kesampaian tapi akhirnya nggak jadi apa-apa, sedangkan ada sebagian orang di luar sana yang mereka cuma ketemu sekali-dua kali, ngobrol ala kadarnya, tapi jadian, karena mereka saling suka satu sama lain, sama-sama tertarik. Memang itulah bagaimana dunia bekerja, kalian harus mulai biasa.

"Jadi kalau cinta datang karena rasa tertarik dan suka, kita harus jadi cakep dong?, fisiknya harus oke gitu?"

Jawabannya, nggak juga. Memang sih orang-orang yang punya fisik sempurna akan lebih gampang menarik lawan jenis buat mendekati mereka, tapi nggak begitu juga gampang dapet pasangan kok, justru karena 'magnet' mereka ini sangat kuat, justru yang mendekat nggak sesuai ekspektasi, bisa nggak sesuai selera secara fisik, bisa nggak sejalan pola pikirnya, atau ya sekedar cowok/cewek brengsek yang pengen gesek selangkangan doang.

Banyak orang-orang yang biasa aja secara fisik bahkan memiliki kekurangan, mereka punya pasangan, bahkan sudah menikah. Cara pandang orang berbeda-beda dalam menentukan pada siapa dia akan berlabuh dan menjadikannya pasangan yang tepat. Itu cara kerja yang sulit. Bahkan sampai sekarang pun saya nggak tahu bagaimana caranya pasangan itu bisa membuat komitmen begitu kuatnya, kalau cuma membuat nyaman seseorang, bukan perkara yang sulit, tapi membuat sebuah komitmen bersama setelah mereka menemukan kecocokan dan kenyamanan satu sama lain adalah hal lain yang sulit dijelaskan, seolah, ada dorongan lain yang mengatakan pada mereka ini adalah pilihan yang tepat untukmu.

Seperti pepatah yang berbunyi 'Seekor merpati akan selalu menemukan jalannya kembali, sejauh apapun dia pergi' begitu pula dengan jodoh seseorang, siapapun, di manapun, dan sejauh apapun jarak antara kamu dan dia, kalau memang sudah ditakdirkan bersama, tidak akan ada kesulitan, semua akan berjalan mudah, dan begitu sederhana. Dan semua akan pulang pada siapa yang pantas, dan layak untuk menjadi rumah bagi dirinya yang lelah.

Comments

Popular posts from this blog

Ura Horror : Film yang Sempat Hebohkan Internet di Masa Lalu

Karakter-Karakter di Manga Junji Ito yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Foto-Foto yang Sering Dilakukan Cewek