Rejected!

Untuk mengawali tulisan ini saya mau bilang kalau ditolak itu TIDAK ENAK!.
Kamu akan merasa bodoh, kamu akan merasa tidak cukup baik dibanding orang lain, dan merasa kalau semuanya selesai. Yang buruk dari sebuah penolakan adalah mematahkan harapan kita yang sudah terbangun dengan sedemikian rapinya menjadi sia-sia. Kita harus mengakui kalau impian tidak berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi di depan mata kita. Penolakan juga mengharuskan kita untuk memulai semuanya dari awal. Sesuatu yang sudah dibangun dengan berbagai cara agar mencapai apa yang kita inginkan, harus diakhiri dengan cepat dan kita harus mulai menyusun kembali puing-puing yang sudah hancur berserakan itu kembali.
Penolakan tidak melulu soal ditolak cintanya. Kalau kamu pikir ditolak itu saat kamu mau nembak gebetan yang sudah pendekatan selama 2 tahun akhirnya ditolak karena beda agama itu salah!, bukan hanya tentang itu, penolakan bisa dari penolakan saat melamar kerjaan ataupun saat akan mengajukan lembaran skripsi pada dosen pembimbing yang baik hati.

Terkadang yang lebih menyebalkan bukanya dari orang yang menolak kita, tapi justru dari orang-orang lain di lingkungan kita yang sebetulnya tidak terlalu tahu tentang hidup kita, tapi mereka justru yang paling resek waktu berkomentar.

Contohnya ; kamu sudah lamar kerja ke sana-ke mari, akhirnya ada yang panggil kamu untuk interview. Masuk interview tahap satu lolos, tahap dua lolos, dan pada tahap akhir kamu harus tes psikologi ternyata perusahaan itu tidak memanggil kamu lagi setelah sebulan lamanya menunggu yang artinya kamu gagal untuk diterima kerja. Tiba-tiba ada teman lama kamu menghubungi dan tanya kabar ke kamu, dan kamu bilang kalau "Iya, saya belum kerja, masih cari kerja sampai sekarang", lalu teman kamu bilang "Lho kan lamaran pekerjaan banyak?, itu lho di internet ada, kampus juga sering ngasih info lho, kamu nggak serius kali lamar kerjanya". Kemudian seiring berjalannya waktu, sudah masuk hitungan bulan, mulai muncul gosip-gosip di group kekeluargaan yang membicarakan kamu. "Si fulan itukan lulusan dari universitas oke, kok belum kerja sih?", "Sebenernya dia niat mau kerja apa mau cari titel doang?", "Iya, saya nggak pernah liat dia pergi, emang males kali orangnya".

Kamu cuma bisa diam dam berkata dalam hati.....
gambar hanya ilustrasi suara hati
Ide dari tulisan ini bukan ingin membuat kalian jatuh, dan membenarkan kalau penolakan adalah akhir dari segalanya. NO!. Sebaliknya, tulisan ini ingin memberi tahu kalian kalau penolakan adalah waktu yang tepat untuk kalian belajar dari kesalahan, dan menemukan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kalian. Jadikan sebuah penolakan menjadi sarana untuk introspeksi diri bukanya rendah diri.

Belajarlah dari sebuah kegagalan. Mungkin kamu ditolak pada saat interview kerja karena saat berbicara kamu masih terlihat gugup, mungkin kamu ditolak saat mengajukan skripsi karena cara penulisan kamu masih terlalu berbelit-belit, mungkin kamu ditolak saat mengungkapkan cinta pada pasangan karena.....kamu nggak oke. Jadi UBAH ITU SEMUA!.

Manusia punya hak untuk menerima atau menolak seseorang atau sesuatu. Tentu keputusan itu keluar dengan alasan dan pertimbangan tertentu.

Penolakan itu karena kamu memang BELUM sesuai dengan apa yang diinginkan atau diharapkan oleh mereka. Manusia itu adalah makhluk yang diberikan keunikan masing-masing oleh Tuhan, tiap orang satu berbeda dengan orang yang lain. Tidak perlu menjadi orang lain bila gagal karena penolakan terjadi bukan karena kamu adalah orang yang buruk, akan tetapi mereka belum bisa menerima keunikanmu sebagai seorang manusia. so, improve yourself and keep trying the best you can do. 

Comments

Popular posts from this blog

Ura Horror : Film yang Sempat Hebohkan Internet di Masa Lalu

Karakter-Karakter di Manga Junji Ito yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Foto-Foto yang Sering Dilakukan Cewek